Selasa, 24 Februari 2009

Mempersiapkan anak-anak untuk mandiri

Entah kenapa, anak-anakku yang biasanya masih suka keibu-ibuan, kemarin mendadak mereka minta kamar sendiri, maksudnya berdua kakak-adik. Si kecil baru saja bisa naik sepeda roda dua, besoknya oke-oke aja sewaktu kakaknya ngajakin kamar sendiri berdua. Akhirnya sekeluarga kerja bakti bersih-bersih kamar sebelah. Dari menata kasur,lemari, lemari buat mainan mereka dan sebagainya.
Malam hari mereka sudah masuk kamar baru mereka. Dari belajar hingga persiapan tidur, mereka sudah di kamarnya sendiri. Sampai si kecil yang masih ngedot juga ngedot di kamar baru itu. Akhirnya mereka pun tertidur di kamar barunya. Dikelonin juga sih pertama.
Menjelang tengah malam, tiba-tiba terdengar suara hammam, anak yang besar manggil-manggil, dia terbangun, dan langsung minta pindah ke kamar ibunya lagi, sedangkan adiknya tidak terbangun. Sewaktu ditanyain kenapa mas? Katanya mau tidur di kamar sendiri. Dia menjawab panas, ngga ada AC nya. akhirnya malam itu pindah lagi di kamar ibunya, si kecil juga diangkat. Yaah..malam pertama belum tercapai untuk tidur di kamar sendiri.
Selanjutnya malam kedua sama saja, mulanya sudah tertidur di kamarnya sendiri, akhirnya dengan alasan panas lagi, anakku yang besar tengah malam terbangun lagi, dan pindah lagi di kamar ibunya. Si kecil diangkat lagi.
Susah juga ya mempersiapkan anak untuk mandiri, dalam hal ini tidur di kamar yang terpisah dengan orangtuanya. Pertama kali dulu sewaktu anak-anak belum mau untuk tidur sendiri, pertama kali yang saya tanamkan adalah kepercayaan. Bahwa tidak ada sesuatu yang membahayakan dengan tidur terpisah dari orang tuanya, toh kamarnya bersebelahan. Tetapi jika anak belum niat dengan sendirinya tetaplah susah. Sekarang ketika anak-anak sudah mau untuk tidur di kamar sendiri, mereka beralasan ini, itu dan lain-lain.
Akhirnya mau tidak mau kita sebagai orang tua pun mencoba untuk memenuhi keinginan mereka, yakni memasang AC di kamarnya, ini bertujuan agar mereka bisa mandiri, dalam hal ini tidur terpisah di kamar sendiri. Kemudian membelikan pernak-pernik untuk kamarnya, sesuai keinginan mereka sendiri, membiarkan mereka mengatur kamarnya sendiri, dan lain-lain. Semuanya itu hanya bertujuan membiasakan mandiri sejak kecil.
Berikut ada beberapa tips supaya anak mau tidur di kamar terpisah:

* Ciptakan suasana gembira. Mulailah secara bertahap dengan mengatakan bahwa dalam beberapa hari ia akan diizinkan tidur sendiri. Buatlah seperti suatu kejadian yang menyenangkan. Bila mungkin, siapkan kamar khusus untuk si kecil.

* Hiasilah kamar si kecil. Carilah hiasan untuk mempercantik kamar si kecil. Libatkan dia dalam mencari hiasan kamarnya. Ia bisa memilih boneka, gambar-gambar untuk digantungkan. Buatlah ruangannya sehingga si kecil senang berada di kamarnya. Tak perlu mahal, tapi yang penting gunakan imajinasi untuk menghidupkan suasananya.

* Biarkan berlangsung secara alami. Biarkan kemandirian anak tumbuh secara alami. Jangan lakukan dengan paksa. Bila ia belum siap, berikan waktu baginya untuk terbiasa dengan gagasan tidur sendiri ini. Bila si kecil menangis di tengah malam, pergilah ke kamarnya dan temani tidur di sana. Ajarkan ia belajar mengatasi rasa takutnya.

* Kepercayaan pada diri sendiri. Begitu anak bisa tidur sendiri, ia mulai mempercayai dirinya sendiri. Ketergantungan pada orang tua untuk hal-hal kecil dalam hidupnya harus mulai dikurangi. Tidur sendiri adalah satu langkah menuju ke arah kemandirian.

* Ada pengecualian. Dengan meningkatnya kasus pelanggaran pada anak, berhati-hatilah saat menempatkan tamu sekamar dengan si kecil. Mintalah si kecil bicara jujur tentang kekhawatiran atas tamu yang sekamar dengannya.

* Lakukanlah pada saat yang tepat. Setiap anak adalah individu yang mempunyai identitas sendiri. Ia tak bisa disamakan dengan anak tetangga, teman, bahkan kakak atau adiknya sendiri. Lepaskan ia tidur sendiri saat ia siap benar. (net)

Rabu, 11 Februari 2009

Susahnya mengatur menu makanan

Mengatur menu makanan merupakan tugas dan salah satu hal yang biasanya dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga. Nah...itu kadang-kadang susah sekali. Setiap kali bertanya kepada suami dan anak-anak, pasti jawabnya ...terserah aja. ah yang terserah itu yang susah. Jika bertanya kepada anak, mau masakin apa nak? Terus merekla bilang "soto" itu hal yang mudah bukan? Tetapi seringkali jawaban hanyalah terserah ibu aja..
Pernah suatu waktu masakan dibikin asal aja, jika sedang beruntung, keluarga ok dengan makanannya, tetapi jika tidak beruntung jadi tidak laku alias kecewa.
Pernah membaca mengenai hal ini ada yang menyarankan mensiasati dgn membuat daftar menu per bulan. Daftarnya dibuat yg gampang2 dan cepat masaknya. Kalo minggu sudah disiapin bumbu-bumbu untuk seminggu, biar cepat selesai kalo msknya. Menu ditempel di kulkas dapur. Belanja juga mingguan. Bahan-bahan diolah setengah matang, lalu di taruh kulkas. Jadi praktis dan siap santap.
Dan macam-macam siasat dari ibu-ibu dalam mengatur menu keluarga, tetapi rata-rata ibu-ibu memang suka bingung dan merupakan masalah tersendiri dalam hal ini.